Sejarah Scooter Owners Group (SOG) di Bandung
KONVOI
anggota Scooter Owners Group (SOG) menyemarakkan Kota Bandung,
beberapa waktu lalu. Keunikan lahirnya skuter Vespa, tidak ubahnya
dengan kelahiran komunitas skuter Vespa di Kota Bandung, Scooter Owners
Group. Komunitas yang lebih dikenal dengan singkatan SOG ini lahir
karena pertemanan yang memiliki kesenangan yang sama.* DUDI SUGANDI/"PR"
TIDAK hanya di kalangan penggila, seorang pencinta sekalipun akan
melontarkan ungkapan pembenaran bahwa hanya ada satu sepeda motor yang
dianggap paling seksi, yakni Vespa! Boleh-boleh saja jika kita tidak setuju.
"Tapi Anda boleh membandingkan
dengan kendaraan skuter jenis lain atau sepeda motor merek apapun,
dipandang dari sudut mana pun Vespa sangat enak dilihat," ujar Imam,
salah seorang anggota Scooter Owners Group (SOG) Bandung, di sela-sela
kegiatan "U Mild U Bikers Safety Race to Asia 2008" di Lapangan Gasibu
dan sekitar Jalan Diponegoro Bandung,
Sabtu (16/2) lalu.
Dilihat dari sejarahnya,
menurut Imam, kehadiran Vespa tidak kalah unik dan menarik. Sejarah
Vespa dimulai lebih dari seabad silam, tepatnya 1884. Adalah Enrico
Piaggio, pengusaha muda berdarah Italia yang memulai usahanya di bidang
pesawat terbang. Dua puluh tahun kemudian, usahanya bangkrut. Piaggio
yang pantang menyerah mulai merancang industri alat transportasi dengan
alternatif kendaraan niaga ringan.
Pada 1945, konstruksi
alternatif tersebut ditemukan. Untuk pertama kali produk motor dengan
seri P108, memiliki teknologi sederhana namun berbentuk sangat menarik
seperti binatang penyengat (lebah) dengan bentuk kerangkanya. "Akibat
tampilannya itu, motor ini lebih sering dinyatakan sebagai Wespe atau
Vespa, yang artinya memang binatang penyengat," papar Imam.
Keunikan lahirnya skuter Vespa,
tidak ubahnya dengan kelahiran komunitas skuter Vespa di Kota Bandung,
Scooter Owners Group. Komunitas yang lebih dikenal dengan singkatan SOG
ini lahir karena pertemanan yang memiliki kesenangan sama. "SOG lahir
berawal ketika sepuluh orang warga Nangkasuni yang memiliki sepeda
motor Vespa, berkeinginan mendirikan klub otomotif yang mengkhususkan
diri pada kendaraan bermotor jenis skuter," ujar Boy Januar A., salah
seorang pendiri SOG.
Hingga akhirnya Boy Januar
bersama Tono S., H.D. Morabed, Beno Hendarin, Anthoy, Abah Iman, A.
Raddy, Wawan, Yayan Peloy (Alm.), dan Saman, mulai merintis pendirian
sebuah klub otomotif skuter akhir bulan Januari 1995. Upaya tersebut
diawali dengan selalu berkumpulnya mereka yang akhirnya memunculkan
gagasan untuk memakai Vespa Owners Club (VOC) sebagai nama klub skuter
pertama di Kota Bandung tersebut.
Bukan hal yang mudah bagi Boy
bersama sembilan rekannya untuk memulai menggalang dan mengumpulkan
anggota. Perjalanan dilakukan dari waktu ke waktu dengan menyebarkan
brosur ajakan untuk bergabung. "Setelah melalui beberapa kali pertemuan
dan melakukan evaluasi, dengan pertimbangan menginginkan organisasi
yang matang dan berumur lama akhirnya kita sepakat untuk berganti
bendera. Alasannya, Vespa merupakan merupakan
sebuah
merek produk. Apabila menggunakan nama tersebut maka hanya yang punya
motor Vespa yang bergabung," ujar Boy, yang kini tercatat sebagai salah
seorang pegawai di Geologi Jabar.
Dikatakan Boy, di Bandung
maupun Indonesia pada umumnya motor tipe skuter tidak hanya Vespa. Ada
juga merek lain seperti Lambretta, JLO, Sundapp, Bajaj, serta merek
lainnya. Selain pertimbangan merek, penggantian nama dari Vespa Owners
Club (VOC) menjadi Scooter Owners Club (SOC) Bandung, dilakukan untuk
menciptakan sebuah organisasi besar. Perubaha nama juga guna merancang
aturan yang akan dituangkan dalam bentuk anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga, sehingga dalam melaksanakan aturan tersebut tidak
bertentangan dan konsekuen baik masalah nama klub ataupun bentuk aturan
lainnya.
Dalam perjalanannya, organisasi
SOC pun mengalami berbagai kendala hingga akhirnya untuk kali kedua
nama komunitas diubah menjadi Scooter Owners Group atau disingkat SOG.
"Alasannya waktu itu karena kata group dianggap lebih besar
dibandingkan dengan kata club, semisal Harley Owners Group jumlah
anggotanya sangat banyak dan mendunia. Kami pun menginginkan anggota
yang lebih banyak," ujar Boy.
Terbukti, keinginan dari
jajaran pendiri serta pengurus secara perlahan membuahkan hasil. SOG
kini memiliki anggota lebih dari 8.000 orang, yang tersebar di seluruh
Indonesia. Jumlah itu belum termasuk Brother Scooter yang berada di
Singapura, Malaysia, Thailand, dan lainnya.
Di hadapan Kapolwiltabes dan
instansi pemerintah terkait pada 18 Maret 1995, di Mapolwilatabes
Bandung, Scooter Owners Group (SOG) diresmikan dan berdiri sebagai klub
skuter di Bandung. "Dan hingga kini tanggal tersebut ditetapkan
sebagai tanggal berdirinya Scooter Owners Group (SOG) Bandung, yang
ditetapkan dalam munas pertama SOG di Hotel Provence Bandung tiga tahun
kemudian (1998) ," ujar Boy.
"Selain mengukuhkan hari jadi,
juga dilakukan penyempurnaan AD/ART, logo Kalong SOG Indonesia,
Keputusan Wilayah Bandung Raya menjadi Cabang dan wilayah lainnya
menjadi cabang dari SOG Indonesia serta menjadikan SOG Indonesia
sebagai induk organisasi," ujar Boy. Anggota SOG kini telah menyebar ke
seluruh Nusantara, bahkan sudah go internasional. Setahun sejak
kelahirannya (1996) majalah otomotif keluaran Inggris "Scootering
Magazine" menuliskan kiprah SOG . Kebesaran SOG Indonesia juga
dibuktikan dengan bergabungnya SOG Singapore dan SOG Malaysia sebagai
Brothers SOG Indonesia.
Di tanah air, khususnya di Kota
Bandung dan sekitarnya komunitas skuter tidak hanya diwadahi Scooter
Owners Group, tetapi banyak komunitas-komunitas serupa bermunculan.
Semakin tingginya nilai jual skuter di pasaran menambah jumlah
komunitas skuter. Dalam lima tahun terakhir, populasi komunitas skuter
di kota Bandung terus bertambah. Selain SOG Bandung, juga ada Vespa
Antique Bandung (VAB), North Racing Scooter (NRS), Wariors Scooter Club
(WSC), Vespa Club Bandung (VCB), Vespa Antique Club (VAC), Bandung
Imortal Scooter (BIS), Scooter Army Bandung (SAB), Ikatan Scooter
Pencinta Alam
(Ikaspala),
Scooter Racer Club (SRC), Scooter Wings Adventure Team (SWAT),
Parahyangan Independent Scooter Association (PISA), Zatinenzer Scooter
Club (Z-SOC), Bhayangkara Vespa Club (BVC), dan banyak lagi.
Sementara berdasarkan data
Vespa Indonesia Online, tercatat tidak kurang dari 650 komunitas skuter
yang ada di tanah air ini. Untuk menaikkan pamor dan nilai jual
koleksi skuter, juga digelar scooter contest, mulai dari classic atau
retro, custom modify, air brush modify, extreme modify, dan lainnya.
Akibatnya, booming skuter kini kembali terjadi, kehadirannya tidak
hanya sebagai sarana transportasi bagi kaum urban masa kini, tetapi
juga sebagai sarana having fun and pleasures yang dapat tampil penuh
gaya.
0 komentar:
Posting Komentar